Dalam masa pertama dari pergerakan Indonesia, pergerakan wanita hanya berjuang untuk mempertinggi kedudukan sosial. Masalah politik seperti hak-pemilihan-sama tidak menjadi perundingan, sebab kaum laki-laki pun tidak mempunyainya, mengenai kemerdekaan tanah air sama sekali masih jauh daripadanya. Faham tentang budi pekerti, keagamaan dan adat, masih menjadi rintangan terbesar baginya untuk dapat bertindak ke arah lebih jauh daripada apa yang dekat-dekat terletak di depannya saja. Sebab pertama yang mendorong bergerak adalah faham-faham tentang kedudukan wanita di dalam perkawinan dan keluarga. Sebab yang lain, yaitu terjadinya kawin paksa (perempuan banyak yang dikawinkan dengan suami yang belum pernah dilihatnya, atau sudah pernah dilihat tetapi belum dikenal; poligami (dulu boleh dikatakan biasa saja seorang laki-laki beristri lebih dari seorang dan diam dalam satu rumah pula); kekuasaan tidak terbatas dari kaum laki-laki dalam perkawinan (seorang laki-laki dengan begitu saja sewaktu-waktu boleh menveraikan istrinya, tidak perlu mengatakan sebab-sebabnya dan tidak ada beban kewajiban untuk menyokong istri yang diceraikan); adat kebiasaan tetap tinggal di rumah (gadis-gadis sejak mulai menginjak waktu dewasa tidak boleh meninggalkan rumah). Inilah sebab-sebab yang dalam masa pertama menggerakkan wanita dari lapisan atas (Pringgodigdo, 1980:19-20).
Kamis, 19 Mei 2011
Langganan:
Postingan (Atom)